Di antaranya radar jamming, communications jamming (preemptive maupun selective reactive jamming), electronic surveillance measures (ESM) dan EA dengan fokus pada alat penerima LR-700 yang mendukung pelacakan ancaman.
Hal menarik dari EA-18G Growler adalah kemampuannya beroperasi secara autonomous atau bertindak sebagai major node di dalam suatu Network Operation Centric (NOC). Yakni jenis jaringan operasi tempur baru yang dikembangkan AS sebagai bagian dari Information Operation.
Kemampuan EA-18G Growler
Growler dirancang memiliki Active Electronically Scanned Array (AESA) Radar APG-79, Interference Cancellation System (INCANS) baru dan dua rudal Advanced Medium Range Air-to-Air Missile (AMRAAM) AIM-120C untuk perlindungan diri. Dengan Radar AESA, awak pesawat dapat dengan mudah melacak multi-target dan melaksanakan operasi Air-to-Air (ATA) dan Air-to-Ground (ATG) hampir secara simultan.
INCANS adalah sarana komunikasi awak pesawat dengan dunia luar melalui saluran frekuensi Ultra High Frequency (UHF). Awak pesawat dapat tetap berkomunikasi walaupun proses jamming yang dilakukan oleh ALQ-99 Jammer Pod sedang berlangsung. Kemampuan ini tidak dimiliki oleh EA-6B.
ALQ-218 Tactical Jamming Receiver menyediakan sarana verifikasi awal sebagai korelasi antara Electronic Order of Battle (EOB) yang direncanakan dengan kondisi nyata di lapangan. Dengan demikian, awak pesawat dapat membuat keputusan dengan cepat dan lebih cerdas dalam memberikan perlindungan maksimal pada kekuatan sendiri.
Energi tinggi jammer dapat dikonsentrasikan kepada ancaman spesifik dan ALQ-218 dapat mengikuti perubahan taktik radar lawan. Tugas jamming radar dan jaringan komunikasi dilakukan oleh ALQ-99, perangkat pemancar 4 band berbasis teknologi OTWT.
Senjata pamungkas dalam operasi lawan rudal adalah rudal anti radiasi AGM-88 High Speed Anti-Radiation Missile (HARM) yang mempunyai misi utama menghancurkan radar SAM, early warning radar (EWR) dan sistem artileri pertahanan udara. HARM mempunyai tiga mode operasi yakni preemptive, missile-as-sensor dan self-protect. Rudal ini akan mengunci gelombang radar sasaran, dan mengikuti gelombang radio radar tersebut ke sumber asal pemancarnya, lalu menghancurkannya.
Pemilihan Super Hornet sebagai basic building Growler secara otomatis akan mengurangi jumlah awak pesawat dari empat orang di EA-6B Prowler menjadi dua orang. Yakni pilot dan electronic counter measure officer (ECMO). Dengan pengurangan ini memberikan ruang yang lebih luas untuk menempatkan instrumen-instrumen untuk mendukung tugas-tugas EA.
Pilot dan ECMO akan dapat membagi beban tugas secara seimbang karena masing-masing akan dilengkapi empat layar terpisah yang memberikan informasi tentang data dan informasi penerbangan.
Data medan tempur diperoleh dari instrumentasi pesawat. Sedangkan sumber dari luar diperoleh melalui datalink via multi-mission advanced tactical terminal (MATT). Informasi ini dikorelasikan dan ditampilkan dalam bentuk visual yang komprehensif. Teknologi digital terbaru yang diaplikasikan pada sistem pesawat akan memudahkan pilot mengendalikan dan memonitor misi yang sedang dilaksanakan.
Melalui program system development and demonstration (SOD) pada Agustus 2006, Boeing sebagai kontraktor utama dan weapon system integrator EA-18G Growler telah menampilkan pesawat uji Growler yang disebut EA-1 dan EA-2. Penampilan di depan umum ini diikuti serangkaian flight test.
EA-1 telah melaksanakan tes awal pada pertengahan Agustus 2006 dan selanjutnya diterbangkan ke USN Naval Air Station Patuxent River di Maryland pada September 2006. Penerbangan pertama EA-2 dilakukan awal Nopember 2006 berikut serangkaian pengujian AEA. Pesawat uji ke dua ini juga diterbangkan ke Patuxent River.
Sesuai dengan yang telah direncanakan, USN akan memesan setidaknya 90 pesawat EA-18G Growler. Pemilihan sebagai the next jammer aircraft memberikan banyak keuntungan. Dari sisi pengoperasian, Growler akan menghemat maksimal 40% per flight hour dibandingkan dengan EA-6B. Begitu juga dari sisi pemeliharaan.
Sifat commonality komponen dengan Super Hornet akan memudahkan after-sales support. Pengurangan jumlah awak pesawat juga akan menghemat biaya pelatihan baik di simulator maupun di pesawat yang sesungguhnya. Di samping itu AL AS tidak perlu membangun simulator baru khusus untuk EA-18G. Ini karena pelatihan EA dapat dilakukan melalui mission-capable trainer yang bersifat stand-alone.
Dari sisi produksi, kemiripan dengan pendahulunya membuat proses produksi Growler dapat dilakukan secara paralel dengan Super Hornet. Bedanya, kanon Vulcan M61A1 20 mm di bagian nose dan AIM-9X di wingtip dilepaskan. Lokasi bekas kanon diisi perangkat avionik portable.