Friday, March 29, 2024
HomeAlutsistaPesawat TerbangYakovlev Yak-25RV Mandrake, Pesawat Mata-Mata Dari Uni Soviet

Yakovlev Yak-25RV Mandrake, Pesawat Mata-Mata Dari Uni Soviet

Menurut Smirnov, solusinya adalah dengan menurunkan roda-roda pendarat atau landing gears barulah pesawat akan dapat diturunkan perlahan – lahan level ketinggiannya. Di sisi lain, Shcherbakov menyebut pada laporan uji coba terbangnya bahwa pihak Yakovlev OKB harus membuat suatu alat untuk mengurangi daya angkat pesawat untuk dapat memudahkan pilot melakukan manuver menurunkan ketinggian.

Kiprah Operasional Yak-25RV Mandrake

Yak-25RV 63 Red
Yakovlev Yak-25RV Mandrake, Pesawat Mata-Mata Dari Uni Soviet. Sebuah Unit Produksi Massal Yak-25RV Dengan Kode Angka “63” Warna Merah Saat Dalam Penerbangan. Tampak Roda Pendarat Dalam Posisi Diturunkan.
Sumber : royfc

Yakovlev Yak-25RV oleh pihak NATO mendapatkan kode designasi “Mandrake”. Berdinas di jajaran AU Uni Soviet (VVS) selama kurang lebih lima belas tahun sejak pertama kali masuk layanan dinas pada medio tahun 1965, performa Yakovlev Yak-25RV sebagai pesawat mata-mata dipandang tidak terlalu jauh berbeda jika dibandingkan dengan rival nya dari Blok Barat kala itu yakni U-2 Dragon Lady. Perbedaan yang mencolok diantara performa kedua pesawat ini terletak pada lama waktu terbang (flight hours) dan jarak operasional pesawat (range).

Dibandingkan dengan U-2, Yak-25RV hanya mampu berada di udara selama kurang lebih 5 jam 30 menit, jauh lebih singkat daripada durasi terbang U-2 yang mampu berada di udara selama kurang lebih 12 jam. Dari segi jarak jangkau maksimal, Yak-25RV juga dapat dikatakan kalah telak, yang mana Yak-25RV hanya mampu menjangkau rentang jarak 2.500 kilometer. Jauh mengatasi Yak-25RV, U-2 mampu menempuh jarak terbang hingga 11.279 kilometer jauhnya.

Selain dua indikator umum tersebut, perbedaan mendasar lainnya yang penulis temukan saat mencoba melakukan riset singkat terkait Yak-25RV Mandrake adalah fakta bahwa Uni Soviet jarang menggunakan Yak-25RV untuk menjalankan “fungsi asasi” nya sebagai sebuah pesawat mata-mata.

BACA JUGA :  Partai Oposisi Turki Tuduh Pemerintah Erdogan Bantu Teroris

Malahan, banyak diantara unit Yak-25RV justru digunakan sebagai pesawat target yang mensimulasikan diri sebagai “penyusup” dari Blok Barat (U-2). Unit – Unit Yak-25RV lebih banyak digunakan sebagai sarana untuk mempertajam kemampuan pilot skuadron tempur / buru sergap Soviet dalam melaksanakan misi pencegatan atau intersepsi terhadap aset U-2 dari Blok Barat.

Sebuah kisah unik lainnya didapat penulis ketika sedang melakukan riset singkat tentang performa dan kiprah operasional Yakovlev Yak-25RV di jajaran Angkatan Udara Uni Soviet (VVS). Alkisah, pada suatu hari di tahun 1961, dua orang pilot uji atau test pilot yang diberi tugas menerbangkan unit – unit produksi awal dari Yakovlev Yak-25RV Mandrake secara ferry flight dari fasilitas produksi pesawat Ulan-Ude ke fasilitas pengujian GK NII VVS (Angkatan Udara Uni Soviet,red) di Akhtoobinsk mengalami perdebatan sengit dengan pihak pengawas ruang udara di menara Aircraft Traffic Control (ATC). Kedua pilot yang tengah menerbangkan dua unit pesawat Yak-25RV Mandrake itu yakni Pyotr N. Belyasnik dan Pyotr F. Kabrelyok.

Dalam penuturannya, Belyasnik berkisah

We were assigned flight level 12,000 m, – Belyasnik recalled, – but the aircraft would not maintain level flight at this altitude and we kept climbing all the while. When we were between Novosibirsk and Sverdlovsk the traffic controller requested our flight level. I replied “Zero sixteen”; I could not state in clear code that we were at 16,000 m. The irate controller ordered us to descend, otherwise he would send PVO fighters after us. I had to answer back impudently, “I don’t care if you send the whole damn regiment after us – you won’t get us anyway. We are not causing trouble for anyone, and we cannot descend.”

Yang dapat diartikan sebagai berikut

BACA JUGA :  India dan Prancis Tandatangani Pembelian 36 Unit Jet Dassault Rafale

“Kami telah diberi ruang pada level ketinggian 12.000 meter,” kenang Belyasnik, “Akan tetapi pesawat itu tidak dapat mempertahankan ketinggian jelajah pada level ketinggian tersebut dan kami terus menanjak selama itu. Kala kami berada pada ruang udara diantara Novosibirsk dan Sverdlovsk, petugas pengendali lalu lintas udara menanyakan level penerbangan kami. Saya membalas, “Zero-Sixteen”, saya tidak boleh menyebut secara jelas bahwa kami saat itu berada pada ketinggian 16.000 meter.

Sang petugas pengendali lalu lintas udara yang marah memerintahkan kami untuk menurunkan pesawat kami ke ketinggian jelajah yang lebih rendah, kalau tidak, ia akan mengirimkan pesawat – pesawat tempur dari PVO (Protivovozdushnaya Obrona Strany, Komando Pertahanan Udara Uni Soviet, red) untuk meng-intersep kami.

Saya menjawab kata-kata petugas tersebut dengan tidak kalah sengitnya, saya katakan bahwa saya tidak perduli bahkan jika anda mengirimkan seluruh resimen jet tempur PVO untuk mengejar saya, saya jamin anda tidak akan dapat menangkap kami disini (tidak ada satupun jet tempur Uni Soviet pada masa itu yang mampu mencapai ketinggian jelajah maksimal Yak-25RV yakni 21.000 meter), kami tidak menimbulkan masalah bagi siapapun, dan kami tidak akan menurunkan pesawat kami ke ketinggian yang lebih rendah.”

BACA JUGA :  Rusia Akan Produksi Pesawat Sukhoi SU-35 Untuk Indonesia

Akhir Pengabdian Yakovlev Yak-25RV Mandrake

Yak-25RV 11 Red At Monino Central Russian Air Force Museum
Yakovlev Yak-25RV Mandrake, Pesawat Mata-Mata Dari Uni Soviet. Satu Unit Yak-25RV Yang Dipajang Di Museum Sentral AU Russia Di Monino, Dekat Kota Moskow.
Sumber : flickr

Armada pesawat mata-mata Yakovlev Yak-25RV Mandrake tergolong berdinas dalam usia yang singkat jika dibandingkan dengan rivalnya dari Barat, U-2 Dragon Lady yang masih berdinas bahkan hingga saat ini (U-2 mulai berdinas di jajaran militer AS pada medio tahun 1957). Ia digantikan oleh Mikoyan Gurevich MiG-25R yang merupakan varian pesawat mata-mata dari jet tempur MiG-25 Foxbat.

Banyak diantara unit – unit pesawat mata-mata Yakovlev Yak-25RV berakhir menjadi pesawat tanpa awak yang digunakan untuk kebutuhan target latihan penembakan senjata udara ke udara. Dikonversi menjadi drone, Yak-25RV yang dijadikan target akan ditembak hingga hancur berkeping – keping, entah itu menggunakan rudal udara ke udara ataupun menggunakan munisi kanon internal yang ditembakkan dari pesawat tempur yang sedang berlatih.

Selain dikonversi menjadi drone target latihan tempur, sisa armada Yak-25RV yang lainnya juga hanya berujung pada proses scrapping. Dari total 155 unit pesawat mata-mata Yak-25RV Mandrake yang diproduksi untuk kebutuhan AU Uni Soviet (VVS), tercatat ada satu unit saja yang berhasil bertahan dan dipajang di Museum Sentral Angkatan Udara Russia atau Central Russian Air Force Museum di wilayah Monino, dekat dengan kota Moskow.

Kristian Prasetyo Lobo
Kristian Prasetyo Lobohttps://www.facebook.com/Achtung.sniper
Just an ordinary person who loves diecast and military related-stuffs. Enjoy my writings as you enjoy your daily delicious food. Wanna put some suggestion? Don't hesitate to comment on my posts or you can sending me message on my facebook profile. ^^

6 COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Baca Juga

Loyal Wingman Australia Resmi Dinamai MQ-28A Ghost Bat

Loyal Wingman Australia Resmi Dinamai MQ-28A Ghost Bat

0
Hobbymiliter.com – Pemerintah Australia melalui Menteri Pertahanan Australia, Peter Dutton, secara resmi memberi nama designasi MQ-28A Ghost Bat pada unit pesawat tempur tanpa awak...

Recent Comments