Dan dengan demikian Uni Soviet mulai menggunakan pesawat yang serupa dengan pesawat mata-mata yang dimiliki oleh rivalnya, Amerika Serikat. Dengan tampilan fisik yang sekilas mirip dengan U-2 Dragon Lady, maka tak lama bagi Yak-25RV untuk mendapat julukan sebagai “U-2 nya Uni Soviet”.
Spesifikasi Teknis Yakovlev Yak-25RV “Mandrake”
Berdasar buku Soviet Spyplanes Of The Cold War karya Yefim Gordon dan Dmitriiy Komissarov, berikut spesifikasi teknis Yakovlev Yak-25RV Mandrake :
Panjang Total : 15,93 Meter
Rentang Sayap : 23,4 Meter
Tinggi Total (dari permukaan tanah) : 4,3 Meter
Bobot Kosong : 6,175 Ton
Bobot Saat Lepas Landas (Take-off weight) : 9,8 Ton
Kecepatan Maksimal : 0,82 Mach
Jarak Jangkau Maksimal : 2.500 kilometer – 5.000 kilometer tergantung ketinggian jelajah
Ketinggian Jelajah Maksimal : 68.900 kaki atau setara 21.000 meter atau 21 kilometer
Mesin : 2 x Tumanskiy R11V-300 axial flow non-afterburner Turbojet
Yakovlev Yak-25RV, Kami Suka Nanjak
Jika di kalangan pecinta otomotif terkenal slogan “Kami Suka Turbo”, maka bagi penulis slogan yang sesuai bagi Yak-25RV si pesawat mata-mata asal Uni Soviet ini adalah “Kami Suka Nanjak”. Mengapa demikian? Karena dalam fase pengembangannya, hingga fase operasionalnya, Yakovlev Yak-25RV terkenal “tidak mau dibawa turun apabila sudah mencapai ketinggian jelajah maksimalnya”.
Kekurangan utama dari desain pesawat mata-mata Yakovlev Yak-25 RV adalah absennya fitur rem udara lateral, yang mana fitur ini ada pada pesawat yang menjadi basis pengembangan Yak-25RV, yakni Yak-25 dan Yak-25M. Absennya fitur pengereman lateral melalui perangkat rem udara lateral ini menyebabkan pesawat mata-mata ini agak sulit untuk diturunkan jika sudah berada pada ketinggian jelajah tertentu.
Lucunya, meski sulit untuk dibawa turun dari ketinggian tertentu, mesin Tumanskiy R11V-300 yang digunakan pada Yak-25RV justru rentan mengalami Flame Out atau mati mendadak pada saat pesawat sedang berada di ketinggian jelajah tertingginya, yakni pada kisaran 64.000 kaki hingga 68.900 kaki. Lebih ironis lagi, pilot tidak dapat melakukan restart atau menyalakan kembali mesin jika tidak melakukan manuver turun ke ketinggian yang lebih rendah.
Pilot harus menurunkan pesawat kurang lebih 19.000 kaki kebawah, ke level ketinggian 49.000 kaki hingga 50.000 kaki agar dapat melakukan proses menyalakan kembali (restart) mesin. Ini terjadi karena mesin Tumanskiy R11V-300 yang digunakan oleh Yak-25RV tidak memiliki sistem pengaliran oksigen internal untuk dapat melakukan restart mesin jika mengalami mati mesin di ketinggian jelajah tertingginya.
Cerita menarik dialami oleh dua orang pilot penguji yang sama-sama mengalami kondisi susah turun dari ketinggian jelajah tertinggi kala sedang melaksanakan uji coba penerbangan prototype pesawat Yakovlev Yak-25RV ini. Kedua orang pilot tersebut adalah Vladimir P. Smirnov dan Aleksey A. Shcherbakov, yang sama – sama mengalami insiden dimana pesawat Yak-25RV yang mereka terbangkan tidak mau dibawa turun ke level ketinggian jelajah yang lebih rendah.
The Soviet U-2
Maaantaap
Pabrikan pesawat rusia banyak yah
Sukhoi
Tupolev
Yakovlev
Kamov
Mil
Mikoyan
Sebutin lagi
om Hanung,pakai referensi ini?
Msh bagus drone
P
Pesawat yang terlupakan karena Mig-15