Foto Foto Kekuatan Alutsista Pertahanan Udara Mesir – HobbyMiliter.com. Baru baru ini Mesir merayakan peringatan hari Angkatan Pertahanan Udara Nasional (Air Defense Force Day) pada tanggal 30 Juni 2020. Di Angkatan Bersenjata Mesir, Angkatan Pertahanan Udara (Air Defense Force) adalah suatu matra yang berdiri sendiri, sejajar dengan Angkatan Darat, Angkatan Udara dan Angkatan Laut. Tugas utamanya: Melindungi ruang udara Mesir dari serangan udara musuh.
Pengalaman pengalaman yang didapat dari beberapa kali perang, terutama dengan Israel membuat Mesir menyadari bahwa penguasaan ruang udara sangatlah krusial. Pengalaman sangat berarti didapat ketika sebagian besar pesawat tempur Angkatan Udaranya dihancurkan oleh Israel sehingga membuat pasukan darat mesir sangat bergantung pada payung artileri pertahanan udara.
Dan terbukti pula, walaupun Angkatan Udara lumpuh, payung yang disediakan oleh kekuatan pertahanan udaranya mampu menimbulkan kerugian yang signifikan bagi pesawat pesawat tempur Israel. Walaupun memang, artileri pertahanan udara tetap tidak bisa menggantikan peran strategis Angkatan Udara dalam hal serangan ofensif dan penguasaan keunggulan di udara.
Saat ini, Mesir menerapkan konsep pertahanan udara berlapis dalam pergelaran pasukannya. Mulai dari menggelar pertahanan udara titik di level batalyon dan Brigade; Pertahanan udara medium range di level Divisi dan Korps; Hingga pertahanan udara jarak jauh di level regional; Asal alutsistanya pun bermacam macam sumber, mulai dari rudal rudal lawas buatan Soviet, rudal rudal soviet yang di-refusrbish sendiri, rudal rudal asal Perancis, rudal rudal asal Amerika dan tidak ketinggalan rudal rudal pertahanan udara asal Rusia. Lengkap. Berikut foto foto dan penjelasan singkat mengenai alutsista Angkatan Pertahanan Udara Mesir.
SA-7 Grail alias 9K32 Strella
Rudal Strella ini merupakan rudal pertahanan titik jarak dekat buatan Soviet. Rudal ini berkategori MANPADS (man-portable, shoulder-fired, low-altitude surface-to-air missile system – MANPADS). Angkatan Pertahanan Udara Mesir mempunyai cukup banyak rudal ini untuk melengkapi pertahanan udara titik di level batalyon. Versi awal dari rudal Strella ini mendapatkan predikat battle proven ditangan Mesir ketika berhasil menembak jatuh sebuah A-4 Skyhawk Israel di Sinai, 19 Agustus 1969.
Tampak dalam foto, tim penembak rudal Strella dilengkapi dengan Jeep Wrangler terbaru yang dapat meningkatkan mobilitasnya ketika bertugas melindungi gerak manuver batalyon yang menjadi tanggung jawabnya. Di Indonesia, tercatat TNI AL mempunyai rudal ini juga sebagai bagian dari paket pembelian korvet Parchim di era 90-an. Rudal Strella TNI AL sebagian sudah di refurbish dan mendapatkan nama baru AL-1. Sedang untuk platformnya, di Indonesia Jeep Wrangler Rubicon juga beberapa kali penulis temui menggunakan plat dan warna TNI, tampaknya sebagai kendaraan dinas pimpinan.
ZSU-23-4 Shilka
ZSU-23-4 Shilka merupakan meriam pertahanan udara gerak sendiri buatan Soviet. Shilka adalah salah satu alutsista Angkatan Pertahanan Udara Mesir yang bertugas membabat pesawat terbang dan helikopter yang terbang rendah. Senjata utamanya adalah meriam 23mm 4 laras, mampu mengirimkan hujan peluru kepada sasarannya.
Jika dilawankan pesawat jet yang terbang rendah, biasanya menggunakan taktik tembak halang. Lintasan peluru di arahkan ke depan jalur terbang pesawat musuh. Diharapkan pesawat musuh menabrak lintasan peluru berkecepatan tinggi dan hancur meledak.
Di Indonesia peran meriam pertahanan udara gerak sendiri diemban oleh BMV-2 Marinir, dengan kanon 30mm 1 laras. Tentu dengan rate of fire lebih kecil dari Shilka ini. Mesir sendiri memiliki lebih dari 350 unit Shilka.
AN/TWQ-1 Avenger Air Defense System
AN/TWQ-1 Avenger Air Defenae System adalah alutsista pertahanan udara gerak sendiri buatan Amerika Serikat. Pada dasarnya, sistem ini merupakan rudal Stinger yang diotomatisasi dan diberi platform Humvee. Mesir mempunyai 75 baterai sistem Avenger ini, dimana 1 baterai biasanya terdiri 8 kendaraan peluncur dan kendaraan komandan. Setiap unit Avenger biasanya membawa 8 unit rudal stinger dan 1 unit SMB kaliber 12.7mm.
Avenger ini ditugaskan untuk menghadapi sasaran berketinggian rendah seperti UAV, pesawat serang darat, dan helikopter. Untuk transportasinya, Chinook dan Hercules dengan mudah memindahkannya ke wilayah yang membutuhkan dengan segera.
Ajegile, semuanya, kecuali S300, belinya kaga ngeteng.
Kapan kita kaya gini nih?
Pada saatnya nanti hehe..
Yang menarik, SA-2 jaman Trikora dan Vietnam, masih di pertahankan dan dirawat ya; Efektif ga ya lawan F-35 Adirnya Israel? Dengan segitu banyak rudal pun, beli S300 cuma 4 sistem ya, mahal bener berarti ya?
Untuk menghemat anggaran. Kalau masih bisa dioptimalkan, mengapa tidak direfurbish dan dipakai kembali? 😀
Seharusnya Indonesia bisa lbh banyak&berkualitas utk alutsista nya baik darat, udara, laut dan arhanudnya.
Krn versi IMF (2017) PDB Indonesia jauh di atas Mesir.
cakep ya, saya yakin indonesia bisa sistem pertahanannya seperti mesir
Bismillah cukup beli rudal tor dan buk aja dulu