
Masih di tahun 1956, pimpinan MBAD melihat celah untuk mengambil alih kepemimpinan RPKAD ke orang Indonesia. Buntutnya, Mayor Idjon Djanbi ditawari jabatan baru yang jauh dari urusan pelatihan komando dengan menjadi koordinator Staf Pendidikan pada Inspektorat Pendidikan dan Latihan (Kobangdiklat).
Tak lama menjabat, Idjon Djanbi meminta pensiun dini akhir 1957. Kebetulan waktu itu Indonesia sedang aktif melakukan nasionalisasi perusahaan-perusahaan asing yang sebelumnya dikuasai penguasa Belanda. Idjon Djanbi yang telah menjadi WNI diberi jabatan mengepalai perkebunan milik asing yang telah dinasionalisasi.