Saturday, April 27, 2024
HomeMiliterKisah MiliterOperasi Haik, Campur Tangan CIA Dalam Pemberontakan PRRI dan Permesta

Operasi Haik, Campur Tangan CIA Dalam Pemberontakan PRRI dan Permesta

Secara kesiapan operasi dan organisasi tempur, boleh dikatakan AUREV merupakan satu-satunya kelompok separatis di Indonesia yang kemampuan operasionalnya mampu menyamai armada Angkatan Udara Republik Indonesia atau AURI kala itu. Terlepas dari fakta megenai begitu banyaknya dukungan yang diberikan secara klandestin dari berbagai negara tersebut, armada yang dimiliki AUREV mampu melaksanakan misi tempur udara ke udara, misi pengeboman taktis udara ke darat, serta misi transportasi pasukan dan patroli maritim terbatas.

Lahirnya AUREV bersamaan dengan cukup besarnya dukungan yang diterima tentu menjadi ancaman tersendiri bagi kekuatan AURI kala itu. AURI secara umum dapat dikatakan mendapat “lawan tanding” yang cukup lumayan, karena baik AURI maupun AUREV sama – sama menggunakan pesawat tempur P-51 Mustang.

Kondisi ini semakin diperparah dengan tingkat kesiapan tempur AURI yang kala itu masih rendah akibat baru dibentuk dan baru berusia muda. Namun selayaknya sebuah negara yang memang sudah merdeka, mau tidak mau, siap tidak siap, AURI harus tampil mempertahankan kedaulatan NKRI, meski itu berarti mereka akan berhadapan dengan AUREV yang notabene masih beranggotakan beberapa orang saudara sebangsa setanah air.

Operasi Haik, Campur Tangan CIA Dalam Pemberontakan PRRI dan Permesta. Ilustrasi Pesawat Tempur P-51D Mustang Yang Digunakan AUREV.
Operasi Haik, Campur Tangan CIA Dalam Pemberontakan PRRI dan Permesta. Ilustrasi Pesawat Tempur P-51D Mustang Yang Digunakan AUREV. Sumber : dc3dakotahunter

Operasi Haik, Dukungan Pesawat Untuk AUREV

Operasi Haik secara umum terbagi kedalam 3 fase, diantaranya yakni upaya mendatangkan unit pesawat bagi AUREV, misi patroli maritim yang merupakan misi pengintaian dengan tujuan memprediksi dan melaporkan gerak maju pasukan gabungan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia, serta misi tempur dimana AUREV melaksanakan aksi pemboman, serangan terhadap pangkalan udara, iring-iringan kapal perang Republik Indonesia dan atau kapal dagang, serta pertempuran udara ke udara dengan unsur – unsur kekuatan Angkatan Udara Republik Indonesia atau AURI kala itu.

BACA JUGA :  Jelang Latma Balikatan, Filipina – AS Bersiap Gelar Latma Terbesar Sejak 2015

Pada tahap pertama, Amerika Serikat melalui tangan CIA berusaha mendatangkan unit – unit pesawat tempur dan pesawat pembom bagi AUREV. Caranya? mengambil dari “kuburan pesawat” atau Boneyard bagi pesawat – pesawat milik AS dan pasukan Sekutu yang kala itu berlokasi di Clark Field Air Base yang berada di Filipina. Tidak kurang dari 6 unit pesawat pembom B-26B dikirimkan dalam dua gelombang pengiriman.

Gelombang pertama terdiri dari dua unit pesawat B-26 yang keseluruhan badan pesawatnya di cat dengan warna hitam. Gelombang kedua terdiri dari empat unit pesawat B-26 yang diambil juga dari Clark Field Air Base, yang dikirimkan dalam kondisi tidak diberi warna kamuflase sehingga warnanya cenderung mirip pesawat yang tidak di cat. Meski tidak memiliki kamuflase khusus, unit pesawat yang  dikirim pada gelombang kedua ini memiliki panel “anti silau” pada bagian depan kokpit pesawat.

Untuk berjaga atas kemungkinan terburuk, disiapkan juga sebanyak 6 unit pesawat pembom B-26 yang dapat digunakan sebagai “suku cadang” bagi 6 unit pembom B-26 yang sudah dikirimkan ke wilayah Sulawesi. Pada perkembangannya, pesawat – pesawat suku cadang ini tidak sempat dipakai karena pemberontakan PRRI / Permesta berhasil diatasi oleh kekuatan militer Republik Indonesia kala itu.

BACA JUGA :  Tiongkok Akan Bergabung Dengan Rusia Untuk Bertempur Melawan ISIS

Disamping armada pesawat pembom, AUREV juga mendapatkan dukungan berupa armada pesawat tempur P-51 D Mustang. Sebanyak 6 unit pesawat tempur tersebut diambil dari bekas armada Angkatan Udara Filipina (Philippine Air Force,red). Untuk pesawat – pesawat tempur ini, diberlakukan proses “sanitasi” atau pembersihan nomor – nomor registrasi agar pihak Republik kesulitan melacak asal usul pesawat ini.

Dari semua nomor seri yang seharusnya tertulis di badan pesawat hingga komponen mesin dan instrumen avionik pesawat, hanya disisakan kode nomor seri kecil yang hanya terpasang pada beberapa unit pesawat, tepatnya dibagian sekitar ekor tegak pesawat.

Operasi Haik, Campur Tangan CIA Dalam Pemberontakan PRRI dan Permesta. SS San Flaviano, Kapal Tanker Berbendera Inggris Yang Tenggelam Akibat Serangan Udara AUREV Di Balikpapan.
Operasi Haik, Campur Tangan CIA Dalam Pemberontakan PRRI dan Permesta. SS San Flaviano, Kapal Tanker Berbendera Inggris Yang Tenggelam Akibat Serangan Udara AUREV Di Balikpapan. Sumber : dc3dakotahunter

Operasi Haik, Kiprah AUREV Dalam Pemberontakan PRRI dan Permesta

Dengan mulai berdatangannya armada pesawat untuk memperkuat AUREV melalui Operasi Haik, tinggal menunggu waktu saja untuk kekuatan AURI dan AUREV bertemu dan bertempur di ruang udara diatas pulau Sulawesi. Pada tanggal 13 April 1958, serangan udara pertama dilancarkan oleh AUREV terhadap kedudukan pasukan AURI.

Pesawat pembom B-26 PERMESTA menyerang pangkalan udara AURI Mandai (sekarang lanud Hasanuddin), yang berada di wilayah Makassar, Sulawesi Selatan. Setelah berhasil melaksanakan serangan udara pertamanya, AUREV kemudian kembali menghajar sasaran yang berada disekitar wilayah Sulawesi Selatan serta wilayah Kalimantan Timur.

BACA JUGA :  Pesawat Beechcraft TUDM Jatuh
Suasana persidangan Pope, Pilot CIA yang menerbangkan pesawat bomber Permesta
Suasana persidangan Pope, Pilot CIA yang menerbangkan pesawat bomber Permesta

Pada tanggal 17 April 1958, sebuah serangan dilancarkan terhadap sebuah kapal tanker pengangkut minyak berbendera Inggris, SS San Flaviano. Kapal pengangkut minyak tersebut sedang sandar di pelabuhan Balikpapan. Kapal tanker ini akhirnya tenggelam di wilayah perairan sekitar pelabuhan Balikpapan setelah dihantam oleh bom yang dijatuhkan dari pesawat pembom milik AUREV.

Selain menenggelamkan sebuah kapal tanker, tempat penyimpanan minyak milik perusahaan minyak Shell juga turut menderita kerusakan akibat serangan ini. Tiga hari berselang, kembali kekuatan AUREV menunjukkan kemampuannya dengan menyerang aset AURI yang sedang berada di pangkalan udara Halmahera.

Meski demikian, sangat sedikit perlawanan dari AURI yang dihadapi oleh kekuatan AUREV kala itu. Ini terjadi karena kekuatan AURI pada waktu itu masih disibukkan dengan operasi militer gabungan untuk menumpas pemberontakan PRRI di wilayah pulau Sumatra, yang berakhir dengan keberhasilan pasukan Republik memadamkan api pemberontakan PRRI di wilayah tersebut.

Kurangnya kehadiran pasukan Republik diatas wilayah udara pulau Sulawesi dimanfaatkan dengan baik oleh AUREV untuk mendatangkan unit – unit pesawat tempur P-51D Mustang dari Filipina. Meski hanya dua dari enam unit yang tercatat berhasil datang memperkuat AUREV, ini sudah lebih dari cukup bagi AUREV untuk melaksanakan misi pengawalan bagi armada pesawat pembom B-26 yang telah lebih dahulu memperkuat AUREV.

Kristian Prasetyo Lobo
Kristian Prasetyo Lobohttps://www.facebook.com/Achtung.sniper
Just an ordinary person who loves diecast and military related-stuffs. Enjoy my writings as you enjoy your daily delicious food. Wanna put some suggestion? Don't hesitate to comment on my posts or you can sending me message on my facebook profile. ^^

2 COMMENTS

  1. Bung Karno main gila dengan komunis. Belum 10 tahun PKI berontak nikam dari belakang di Madiun, ehh, dia mau rangkul lagi. Ngundang begal residivis masuk rumah jadi tamu bahkan anggota keluarga kesayangan lagi. Apa gak geram itu banyak perwira AD (dan juga golongan agama) di daerah utamanya yang dulunya mati matian mereka menumpas PKI di Madiun? Bung Karno dulu dianggap banyak kalangan main api di tengah tumpukan jerigen bensin. AS melihat ini sebagai kesempatan. Menyokong para perwira di daerah tadi, kalo bisa sampai mendongkel Bung Karno yang ngasih angin PKI, musuh besarnya sebagai pentolan kapitalis. Ibarat nasi panas ketemu sambal terasi, klop sudah. Wlau akhirnya “pemebrontakan” ini gagal karena sebagian besar militer “setia” (sampai 1965 tentunya, selewat itu tau sendiri sudah habis sabarnya barangkali liat “cinta kasih” BK kepada PKI) kepada Bung Karno. Dan AS yang ketangkap basah bantuin PRRI/Permesta akhirnya malu sendiri bahkan “diperas” tentara kita sampai “ikhlas” jualan Hercules, AR-15/M16 dan spare part alutsista buatan mereka untuk kita. Kejadian ini boleh lah disebut “blessing in disguise” untuk kita. AS sejak itu gak berani lagi terang terangan “main kayu” sama kita, tapi ganti peran main halus main belakang dengan kekuatan anti komunis di negara ini hingga BK tumbang.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Baca Juga

PTDI Indonesia Kembangkan Pesawat N245 dan R80

PTDI Indonesia Kembangkan Pesawat N245 dan R80

0
Hobbymiliter.com - PT Dirgantara Indonesia (PTDI) adalah industri pesawat terbang yang pertama dan satu-satunya di Indonesia dan di kawasan Asia Tenggara. PTDI menjadi kebanggaan...
Harga sepucuk senapan serbu SS2

Harga Sepucuk Senapan Serbu

Recent Comments