Tuesday, December 10, 2024
HomeMiliterKisah MiliterOperasi Haik, Campur Tangan CIA Dalam Pemberontakan PRRI dan Permesta

Operasi Haik, Campur Tangan CIA Dalam Pemberontakan PRRI dan Permesta

Selain mendatangkan dua unit pesawat tempur P-51D Mustang, AUREV juga secara simultan mendatangkan suku cadang dan bantuan amunisi serta persenjataan untuk kebutuhan pasukan darat yang dibentuk oleh Permesta. Bantuan tersebut datang dengan menggunakan satu unit pesawat PBY Catalina milik AU Filipina.

Serangan balasan terhadap kekuatan AUREV mulai dilancarkan oleh AURI pada pertengahan bulan Mei tahun 1958. Pada tanggal 16 Mei 1958 sebuah serangan udara dilaksanakan oleh unsur pesawat pembom B-25 dengan dikawal oleh pesawat tempur P-51D Mustang milik AURI. Sebanyak tiga unit pesawat pembom B-25 dengan dikawal dua unit pesawat tempur P-51D Mustang menghantam sasaran mereka, pangkalan udara AUREV yang berada di kota Manado.

Pihak Republik kala itu mengklaim berhasil menghancurkan tiga unit pesawat tempur P-51D Mustang milik AUREV dan sebuah PBY Catalina. Hingga saat ini klaim atas hancurnya tiga unit pesawat tempur Mustang milik AUREV masih diragukan kebenarannya oleh beberapa peneliti sejarah, karena pada masa itu AUREV masih hanya memiliki dua unit Mustang saja sedangkan empat unit yang rencananya akan dikirim dalam waktu tersebut masih berada di Filipina.

Meski demikian, klaim atas hancurnya sebuah pesawat PBY Catalina yang membawa suku cadang dan persenjataan untuk pasukan darat bentukan Permesta tersebut diperkirakan merupakan sebuah kebenaran, mengingat pada waktu itu AUREV benar – benar memanfaatkan sorti penerbangan PBY Catalina milik AU Filipina untuk mengangkut dukungan logistik suku cadang dan persenjataan bagi pasukan yang mereka tempatkan di seantero wilayah Sulawesi Tengah dan Sulawesi Utara.

BACA JUGA :  Ujicoba Senjata Atom, AS Jatuhkan Dua Rudal Nuklir Kosong

CIA akhirnya terpaksa harus memberikan dukungan yang lebih besar untuk memperkuat AUREV. Ini bukan hanya dikarenakan kerugian yang diderita AUREV pasca serangan atas kedudukan mereka oleh pesawat – pesawat AURI, namun juga dikarenakan Indonesia telah mulai menerima pesawat – pesawat tempur dan pesawat pembom jenis baru, bermesin jet. MiG-17, MiG-19, serta beberapa pembom jarak jauh strategis Tupolev Tu-16 yang mulai diterima oleh AURI masa itu. Meski CIA tahu betul bahwa AURI masih belum siap dalam mengoperasikan sistem senjata yang jauh lebih canggih dari yang biasa mereka operasikan tersebut, CIA nampaknya berpikir dua kali untuk mencoba meneruskan dukungan terhadap pasukan Permesta.

Operasi Haik, Campur Tangan CIA Dalam Pemberontakan PRRI dan Permesta. Allen Pope Dalam Perawatan Pasukan Republik.
Operasi Haik, Campur Tangan CIA Dalam Pemberontakan PRRI dan Permesta. Allen Pope Dalam Perawatan Pasukan Republik. Sumber : Historia

Allen Pope Tertembak Jatuh, Titik Balik Operasi Haik

18 Mei 1958 merupakan hari bersejarah bagi AURI dan juga bagi CIA secara khusus. Pagi hari waktu setempat, sebuah B-26 yang diterbangkan oleh seorang pilot bayaran asal AS, Allen Lawrence Pope, mengangkasa dari pangkalan udara AUREV. AUREV kali ini menugaskan Allen Pope untuk menyerang konvoi kapal perang dan kapal pengangkut pasukan milik ALRI (Angkatan Laut Republik Indonesia) yang membawa pasukan gabungan untuk menyerang kedudukan Permesta di Morotai. Hari itu, Pope terbang bersama seorang navigator sekaligus operator radio ex-anggota AURI, Harry Rantung.

Pope berhasil menemukan musuh yang harus ia serang di wilayah perairan dekat Ambon, setelah melakukan sedikit kekacauan dengan membombardir kota Ambon, Pope langsung mengarahkan pesawatnya kearah konvoi kapal perang ALRI dan berencana untuk menyerang sasarannya, mencoba merusak formasi kapal perang ALRI yang sedang ber-iringan menuju wilayah Morotai. Memperkirakan bahwa ia tidak bisa dideteksi oleh konvoi kapal ALRI, Pope dengan percaya diri melaju menuju mangsanya, tanpa menyadari kalau awak kapal ALRI sudah mendeteksi keberadaan nya.

BACA JUGA :  Amerika Serikat Setujui Paket Bantuan Militer 500 Triliun Kepada Israel
AH Nasution dan Alex Kawilarang sedang merundingkan perdamaian Pemerintah Pusat - Permesta
AH Nasution dan Alex Kawilarang sedang merundingkan perdamaian Pemerintah Pusat – Permesta

Namun di saat yang sama, agak jauh dibelakang Pope, muncul sebuah pesawat tempur P-51D Mustang yang dipiloti oleh Kapten Ignasius Dewanto. Kapten Dewanto, yang memang telah mendeteksi keberadaan pesawat AUREV tersebut, berusaha menempatkan diri di belakang lawannya itu.

Kontak tembak pun tidak dapat dihindari, kanon serta senapan mesin Penangkis Serangan Udara (PSU) di konvoi kapal ALRI mulai menyalak, dan di waktu yang nyaris bersamaan, Kapten Dewanto mencoba melumpuhkan bomber ringan AUREV tersebut dengan tembakan roket yang sayangnya meleset. Gagal dengan tembakan roketnya, Kapten Dewanto kembali berusaha menembak jatuh burung besi AUREV tersebut dengan menggunakan senapan mesin berat kaliber 12,7 milimeter yang terpasang di pesawatnya.

Kali ini, tembakan Kapten Dewanto berhasil mengenai sasaran, membakar dan menjatuhkan pesawat pembom milik AUREV tersebut. Allen Pope beserta navigator yang juga sekaligus operator radio, Harry Rantung, berhasil menyelamatkan diri dengan menggunakan parasut.

Allen Pope, yang parasutnya tersangkut di batang pohon kelapa saat akan mendarat, terjatuh dan mengalami patah kaki saat berusaha melepaskan diri dari ikatan parasut yang tersangkut di batang pohon kelapa tersebut. Sementara itu, Harry Rantung sang navigator, mendarat di laut dan berhasil berenang ke tepian. Keduanya segera ditangkap oleh pasukan keamanan Republik. 

Tertembaknya pesawat pembom B-26 yang di piloti oleh Allen Pope menjadi titik balik bagi keseluruhan rangkaian Operasi Haik. Kekuatan AUREV praktis menurun tingkat kesiapannya, kalau tidak ingin disebut lumpuh. Perlahan namun pasti superioritas udara dapat kembali diperoleh  AURI dengan pesawat-pesawatnya. Pemberontakan Permesta kemudian berubah dari yang awalnya pemberontakan dengan dukungan di udara menjadi pemberontakan berbasis gerilya.

BACA JUGA :  Gencatan Senjata Suriah Resmi Diberlakukan Mulai Hari Ini
Operasi Haik, Campur Tangan CIA Dalam Pemberontakan PRRI dan Permesta. Ilustrasi B-26 Invader TNI AU.
Operasi Haik, Campur Tangan CIA Dalam Pemberontakan PRRI dan Permesta. Ilustrasi B-26 Invader TNI AU.
Sumber : WingsPallette

Berakhirnya Operasi Haik

Tertangkapnya Allen Pope merupakan pukulan terbesar bagi CIA pada Operasi Haik ini. Apa yang sebelumnya merupakan sebuah operasi klandestin untuk mendukung pemberontakan PRRI dan Permesta kini justru berubah menjadi aib bagi Amerika Serikat. Meski Alan Pope tertangkap di bulan Mei tahun 1958, CIA tetap menjalankan Operasi Haik hingga bulan Agustus di tahun yang sama.

Operasi Haik dinyatakan berakhir pada bulan Agustus tahun 1958, setelah pasukan Permesta banyak mengalami kekalahan dari pasukan TNI, dan disusul dengan dibukanya beberapa dialog antara pihak pemerintah Republik Indonesia dengan perwakilan Permesta, yang kemudian bermuara pada berakhirnya pemberontakan Permesta pada tahun 1961 dengan ditandai menyerahnya petinggi Permesta antara lain Kolonel D.J Somba, Mayor Jenderal A.E Kawilarang, serta Letnan Kolonel Ventje Sumual.

Satu hal unik dari berakhirnya Operasi Haik adalah bahwa pihak AURI justru terkesan dengan penampilan dan kiprah pesawat pembom B-26 milik AUREV. Ini juga yang akhirnya membuat Indonesia meminta beberapa unit pembom B-26 produksi baru alias gress kepada pemerintah AS sebagai salah satu dari beberapa imbal balik atas permintaan pembebasan Allen Pope.

Kristian Prasetyo Lobo
Kristian Prasetyo Lobohttps://www.facebook.com/Achtung.sniper
Just an ordinary person who loves diecast and military related-stuffs. Enjoy my writings as you enjoy your daily delicious food. Wanna put some suggestion? Don't hesitate to comment on my posts or you can sending me message on my facebook profile. ^^

2 COMMENTS

  1. Bung Karno main gila dengan komunis. Belum 10 tahun PKI berontak nikam dari belakang di Madiun, ehh, dia mau rangkul lagi. Ngundang begal residivis masuk rumah jadi tamu bahkan anggota keluarga kesayangan lagi. Apa gak geram itu banyak perwira AD (dan juga golongan agama) di daerah utamanya yang dulunya mati matian mereka menumpas PKI di Madiun? Bung Karno dulu dianggap banyak kalangan main api di tengah tumpukan jerigen bensin. AS melihat ini sebagai kesempatan. Menyokong para perwira di daerah tadi, kalo bisa sampai mendongkel Bung Karno yang ngasih angin PKI, musuh besarnya sebagai pentolan kapitalis. Ibarat nasi panas ketemu sambal terasi, klop sudah. Wlau akhirnya “pemebrontakan” ini gagal karena sebagian besar militer “setia” (sampai 1965 tentunya, selewat itu tau sendiri sudah habis sabarnya barangkali liat “cinta kasih” BK kepada PKI) kepada Bung Karno. Dan AS yang ketangkap basah bantuin PRRI/Permesta akhirnya malu sendiri bahkan “diperas” tentara kita sampai “ikhlas” jualan Hercules, AR-15/M16 dan spare part alutsista buatan mereka untuk kita. Kejadian ini boleh lah disebut “blessing in disguise” untuk kita. AS sejak itu gak berani lagi terang terangan “main kayu” sama kita, tapi ganti peran main halus main belakang dengan kekuatan anti komunis di negara ini hingga BK tumbang.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Baca Juga

Mengenal Teknologi EPAWSS di Pesawat Tempur F-15 Eagle

Mengenal Teknologi EPAWSS di Pesawat Tempur F-15 Eagle

0
Mengenal Teknologi EPAWSS di Pesawat Tempur F-15 Eagle - HobbyMiliter.com - Pesawat tempur modern harus menghadapi ancaman yang semakin kompleks di medan perang modern....