Dari situlah kemudian timbul pikiran untuk menggelar serbuan kedua, yakni menghancurkan sistem rudal pertahanan udara yang ada di Lembah Beka’a. Berapa pun harga yang harus diberikan. Pasalnya, jika tameng kekuatan militer di Beka’a tetap dibiarkan, serangan para gerilyawan PLO akan selalu terjadi. Setiap hari, sepanjang tahun.

Serbuan kedua dilakukan dengan kekuatan jauh lebih hebat. Untuk itu, pada 9 Juni 1982 AU Israel melepas 90 jet tempurnya dalam empat formasi yang rapat satu sama lain. Jam dua siang serombongan F-4 Phantom menembakkan rudal udara ke darat AGM-65 Maverick ke arah stasiun-stasiun radar serta baterai-baterai rudal SA-2 Guideline, SA-6 Gainful, dan SA-8 Gecko milik Suriah di Beka’a. Serangan udara didukung tembakan rudal darat ke darat Ze’ef oleh AD Israel. Serbuan ini amat efektif, mengingat hanya dalam sepuluh menit, sepuluh stelling rudal darat ke udara Suriah dibuat lumpuh.

BACA JUGA :  CARAT DIVEX-SALVEX-EODEX 2022, Story of A Journey (Part 1)

Namun, Israel tak mau menyisakan kekuatan itu barang sedikit pun. Akibatnya beberapa kali serangan udara yang dilakukan sampai tanggal 11 Juni 1982, sisa rudal pertahanan udara di Beka’a dan kekuatan udara Suriah bisa dibuat lumpuh sama sekali. Untuk itu dikerahkan F-4, A-4, dan Kfii guna membungkam jaringan rudal di Beka’a, dengan pengawalan ketat F-16 dan F-5.

1 COMMENT

  1. Perlu diketahui juga bhw Suriah melakukan blunder dlm pertempuran tsb dgn tdk mengikuti doktrinnya Soviet. SA-6 nya diparkir statis berminggu – minggu, membuat pesawat pengintai Israel leluasa menentukan posisi mereka. Emisi radar jg gak dikontrol ketat, shg gampang ditangkap. Utk kamuflase tdk pake jaring, tp pake asap yg malah keliatan. Gak mau masang decoy. Makanya habis. Israel pintar, sdgkn Suriahnya bodoh.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here