Saturday, April 27, 2024
HomeMiliterKisah MiliterKisah Operasi Trikora: Pesawat Pak Harto Nyaris Ditembak Belanda!

Kisah Operasi Trikora: Pesawat Pak Harto Nyaris Ditembak Belanda!

Ketika para kru Convair memasuki kokpit untuk keperluan preflight, mereka terkejut karena melihat tiga pucuk senjata laras panjang G3 telah disiapkan untuk para kru bersama sejumlah kotak peluru. Kapten Pratowo lalu bertanya kepada seorang bintara berpangkat sersan yang membantu menyiapkan pesawat, mengenai persenjataan yang siap digunakan itu. Dia menjawab, bahwa senjata-senjata itu untuk dipakai jika sewaktu-waktu diperlukan.

Maklum, di kawasan Operasi Trikora sedang panas. Pratowo pun kemudian menandatangani surat penyerahan senjata dengan pesan, agar supaya semua persenjataan diserahkan kembali jika tugas sudah usai. Menyadari bahwa keberadaan senjata api di kokpit sangat berbahaya, Pratowo selanjutnya meletakan semua senjata agak jauh dari kokpit di ruang compartment.

Tiga orang kru sudah siap di kokpit, masing-masing Kapten Pratowo (pilot), kopilot Letnan Udara Muda (Cad) Udiyono dan flight engineer Serda Udara (Cad) Yusuf. Selain kru pesawat, turut pula sejumlah anggota AURI yang berada di kabin dan akan terbang hingga Lanud Pattimura. Sesuai rencana penerbangan, rute penerbangan yang akan ditempuh adalah Lanud Halim – Lanud Makasar (Ujung Pandang) – Lanud Pattimura.

Kisah Operasi Trikora: Pesawat Pak Harto Nyaris Ditembak Belanda!
Kisah Operasi Trikora: Pesawat Pak Harto Nyaris Ditembak Belanda!

Melakukan Penerbangan Rahasia

Penerbangan dari Halim menuju Makassar berlangsung lancar dan Convair melaksanakan pendaratan untuk pengisian bahan bakar. Selain itu para kru juga mendapat komplimen berupa sejumlah bungkusan makanan ringan, bungkusan nasi dan lauk pauk serta satu termos kopi panas. Karena mengejar waktu, jatah nasi untuk makan siang tidak mereka santap dan diputuskan untuk menyantapnya di udara.

BACA JUGA :  Yakovlev Yak-25RV Mandrake, Pesawat Mata-Mata Dari Uni Soviet

Sebelum terbang menuju Makassar, sejumlah anggota AURI kembali naik dari Lanud Makassar dan jumlahnya melebihi kapasitas kursi karena di ruang kabin hanya tersedia delapan kursi. Kapten Pratowo tidak mau ambil pusing dengan para penumpang yang tidak kebagian kursi. Mereka bisa duduk di lantai atau berdiri saja.

Setibanya di Lanud Pattimura, Kapten Pratowo langsung diarahkan ke ruangan briefing. Ternyata di sini telah berkumpul sejumlah pejabat penting AURI yang ditugaskan pada Komando Mandala Operasi Trikora yakni Komodor Leo Wattimena dan Kolonel Saleh Basarah.

Dalam briefingnya Saleh Basarah menjelaskan bahwa pesawat Convair akan melaksanakan operasi rahasia dan terbang pada pukul 00.00 WIT menyusuri rute pantai utara pulau Seram lalu terus terbang menuju timur dan selanjutnya ganti arah ke selatan menuju Merauke.

Jika penerbangan sudah sampai di atas Bula, Convair diharuskan menghubungi stasiun radar menggunakan saluran komunikasi rahasia yang sudah ditetapkan.

Misi operasi penerbangan rahasia itu akan memakan waktu tiga jam dan Convair diperkirakan tiba kembali ke Lanud Pattimura pada pukul 03.00 WIT dini hari. Sesudah Saleh Basarah memberikan briefing, berikutnya adalah briefing tentang cuaca yang diberikan oleh perwira berpangkat kapten. Cuaca diperkirakan akan hujan gerimis, diwarnai pergerakan awan pada ketinggain 10.000 kaki dan angin berhembus pada kecepatan 10-15 knot.

BACA JUGA :  KRI Ki Hajar Dewantara 364, Kapal Legendaris TNI AL

Pada pukul 23.30 WIT, semua awak Convair sudah siap di kokpit untuk melaksanakan preflight check dengan sangat hati-hati karena di sekitar lapangan sangat gelap. Menjelang penerbangan rahasia memang terbit perintah bahwa tidak boleh ada lampu yang dinyalakan dan pemeriksaan pesawat hanya diperbolehkan menggunakan lampu senter.

Sekitar pukul 23.45 WIT, rombongan perwira yang akan terbang tiba, tapi karena gelap, Kapten Pratowo tidak bisa mengenali seorang perwira pun. Kapten Parwoto bahkan tidak menyadari jika salah satu penumpangnya adalah Panglima Mandala, Mayjen Soeharto. Namun di kegelapan malam yang sangat pekat itu terdengar teriakan yang ditujukan kepada Kapten Parwoto. “Siap untuk go, Cap! Kalau siap silakan take-off.”

Kisah Operasi Trikora: Pesawat Pak Harto Nyaris Ditembak Belanda!
Kisah Operasi Trikora: Pesawat Pak Harto Nyaris Ditembak Belanda!

Pesawat Convair pun mulai bergerak menuju ujung landasan, dan pada pukul 23.55 WIT pesawat sudah airborne dan terus menanjak menuju ketinggian 6.000 kaki. Pesawat kemudian berbelok ke utara menuju pantai utara Pulau Seram dan terus terbang hingga ketinggian 10.000 kaki.

BACA JUGA :  CARAT DIVEX-SALVEX-EODEX 2022, Story of A Journey (Part 2)

Pada ketinggian itu pesawat sudah keluar dari awan dan terus terbang menjelajah pada ketinggian 12.000 kaki. Karena cuaca pantai utara Seram cerah, pendar sinar bulan pun menyala terang di atas Convair. Sejumlah awan rendah tampak bergerak ke arah barat dan garis pantai Seram juga terlihat jelas. Tidak terasa suasana tegang pada misi penerbangan rahasia itu. Convair kemudian melesat ke arah timur menuju Bula.

Radio mati

Tiba-tiba suasana tenang itu dipecahkan oleh suara kepala intelijen AURI, Letkol Heru Atmojo, yang memperingatkan agar Convair jangan berada di posisi terlalu ke utara mendekati Pulau Misol karena banyak pesawat Belanda yang sedang melaksanakan terbang patroli.

Setelah berada di atas udara Bula, para awak Convair pun mulai melaksanakan komunikasi dengan stasiun radar. Setelah sekian lama melakukan komunikasi, ternyata sama sekali tak ada jawaban. Bahkan tidak terdengar suara gemerisik sama sekali.

Tidak berapa lama, Letkol Heru menanyakan apakah ada berita penting dari stasiun Bula, dan dijawab para kru Convair bahwa tidak ada jawaban sama sekali. Dengan pandangan setengah tidak percaya, Letkol Heru lalu memasang headset di kepalanya dan kemudian menyuruh Kapten Pratowo memanggil lagi stasiun radar Bula.

Hanung Jati Purbakusuma
Hanung Jati Purbakusumahttps://www.hobbymiliter.com/
Sangat tertarik dengan literatur dunia kemiliteran. Gemar mengkoleksi berbagai jenis miniatur alutsista, terutama yang bertipe diecast dengan skala 1/72. Koleksinya dari pesawat tempur hingga meriam artileri anti serangan udara, kebanyakan diecast skala 1/72.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Baca Juga

Recent Comments