Tugas pokok Pasukan T Ronggolawe, adalah melakukan penyusupan ke wilayah yang dikuasai musuh dan mengamati keberadaan mata-mata musuh di wilayah Divisi V Ronggolawe (tugas intelijen tempur dan kontra-intelijen tempur); Melakukan pembinaan teritorial mempersiapkan kekuatan dan pertahanan wilayah bersama rakyat hingga mempersiapkan bumi hangus jika sampai diperlukan; Dan menjadi kekuatan tempur di lapangan.
Penugasan yang diberikan kepada Pasukan T Ronggolawe pada pertengahan 1947 hingga April 1948 adalah di Front Ronggolawe I yang mencakup wilayah barat dan utara Surabaya serta Gresik. Selain itu juga kemudian di Front Ronggolawe II yang mencakup wilayah Semarang Timur dan Demak. Anggota pasukan T ini juga ada yang bertugas menjadi perwira penghubung (liason officer) ketika para perwira peninjau dari KTN (Komisi Tiga Negara) datang ke Surabaya. Para perwira peninjau ini kagum atas keteraturan, disiplin dan kemampuan anggota Pasukan T Ronggolawe. Misalnya dalam hal komunikasi dalam bahasa asing serta senjata yang digunakan selalu rapi dan bersih. Penugasan pimpinan kepada Pasukan T salah satunya adalah ingin menunjukkan ke dunia luar melalui komisionel KTN bahwa yang berjuang di Indonesia bukanlah bandit dan teroris seperti klaim Belanda/NICA, melainkan suatu badan ketentaraan profesional.
PASUKAN T RONGGOLAWE MENJADI PASUKAN T-SAD
Perubahan dan perampingan organisasi yang dilakukan selanjutnya menjadikan Divisi V Ronggolawe berubah menjadi Brigade Mobil l/Ronggolawe pada 1 April 1948. Kolonel GPH Djatikusumo pun menempati jabatan barunya sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Pasukan T Ronggolawe pun akhirnya juga berubah menjadi pasukan organik yang langsung di bawah komando KSAD dan resmi menyandang nama Pasukan Tjadangan Staf Angkatan Darat (Pasukan T-SAD, lebih dikenal dengan sebutan Pasukan T), walaupun pada saat itu semua kesatuan tentara pelajar yang ada digabungkan ke dalam Brigade XVII/TP.
Pasca gencatan senjata sesuai Persetujuan Renville, KSAD memberikan kebijakan bagi para anggota Pasukan T untuk melanjutkan sekolahnya. Dari mereka ini ada yang melanjutkan ke sekolah umum (ke SMA dan Perguruan Tinggi) dan ada pula yang melanjutkan dinas militernya, baik tetap di angkatan darat atau memilih menjadi kadet penerbang serta ada juga yang memilih melanjutkan ke sekolah kepolisian.
Aku bangga almarhum kakek ku dulu menjadi anggota pasukan divisi 5 ronggolawe, di bawah komando bpk sudarmono, aku anak cepu bangga kota cepu dulu menjadi markas divisi 5 ronggolawe.
Sy juga anak dari pasukan / Divisi V Ronggolawe yg berasal dari Blora